Senin, 19 September 2011

Berinteraksi dengan si Orang Utan “Pongo” di TWM


“ORANG Utan biasanya dibunuh karena dianggap suka merusak tanaman. Hal ini dikarenakan Orang Utan tidak menemukan makanan yang ia butuhkan di dalam hutan. Di Kalimantan Orang Utan telah mendapat perlindungan karena telah memliki peraturan perundang-undangan sejak  tahun 1931 yang melarang untuk memiliki, membunuh atau menangkap Orang Utan. Namun sayangnya para pemburu masih saja memburu mereka untuk diperdagangkan. Karena saat ini komunitas Orang Utan nyaris hanya sedikit sehingga  kini mereka dimasukan ke status Konservasi sejak tahun 2000, dengan status ini maka Orang Utan menjadi salah satu dari 11 hewan langka yang harus dilestarikan”.  Ini adalah sebagian yang diceritakan dalam sebuah layar lebar kepada pengunjung wahana “The Pongo Show” Taman Wisata Mekarsari (TWM) sebelum Pongo beraksi menghibur penonton.

Dari tayangan yang disuguhkan kepada penonton ini diharapkan, anak-anak dapat mengenal lebih dekat sosok Orang Utan dan kelak dapat menjaga dan merawat hutan serta hewan yang ada di sekeliling mereka, terutama Orang Utan.

THE PONGO SHOW merupakan  sebuah pertunjukan komedi interaktif untuk keluarga dengan teknologi  canggih “Augmented Reality Show” pertama di Indonesia yang baru diluncurkan tanggal 02 April 2011 di TWM. Dengan tiket masuk Rp.20.000,- untuk weekend dan public holiday ; Rp.15.000,- untuk weekdays, pengunjung dapat melihat sosok Pongo (Orang Utan) di layar yang mampu berinteraksi dengan penonton secara langsung (interaktif).

Realitas Tertambah, atau dikenal dengan singkatan bahasa Inggris AR (Augmented Reality) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata.
Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata. Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman.

“Kami menamakan Pongo karena sosok Orang Utan merupakan satwa asli Indonesia yang pintar,  lucu dan sangat populer di masyarakat Indonesia dan dunia. Nama Pongo sendiri diambil dari Pongo pygmaeus yang merupakan nama latin bagi Orang Utan,” ujar PR Taman Wisata Mekarsari, Putri Ayu Pratami kepada Pelita.

Menurut Putri, wahana yang berkapasitas 250 orang ini merupakan wahana yang didirikan sebagai wujud kepedulian Mekarsari terhadap keberadaan Orang Utan yang hampir punah. Pongo Show” tampil dua kali pada hari Senin hingga Jumat, yakni pukul 13.00 WIB dan 15.00 WIB, dan empat kali pertunjukan pada hari Sabtu dan Minggu, pukul 11:00, 13:00, 14:00, dan 15:00 WIB,” papar Putri.

Setelah tayangan mengenai Orang Utan selesai, Melly sang pemandu acara dengan pakaian bergaya pawang hutan bertanya kepada pengunjung, “Ada yang sudah pernah bertemu dengan Pongo Mekarsari?”.
“Pongo adalah Orang Utan di Mekarsari yang bisa berbicara, ia juga bisa melakukan tanya jawab dengan seluruh penonton yang ada di sini khususnya adik-adik, serta akan berbagi hadiah,” ujarnya kepada pengunjung.

Untuk menampilkan Pongo agar keluar dan menampakan dirinya, Melly mengajak penonton untuk bersama memanggil Pongo. “Pongo hura-hura yuuk...Pongo hura-hura yuuk! Pongo..Pongo..Pongo!” ujarnya.
Pongo pun keluar dengan mengajak penonton bernyanyi dan menari Poco-Poco. “Selamat siang Kak Melly...lagu Pongo tadi adalah Poco-Poco dari Manado. Kak Melly, Pongo melihat di baris keempat ada pria berbaju garis-garis bersama pasangannya dan membawa kamera, Pongo mau di foto ya..,” ujar Pongo memulai interaksinya.

“Kak Melly itu ada penonton yang duduk di baris ke-10. Kenapa harus jauh-jauh. O iya di baris paling depan tampak ramai sekali, dan di baris kelima juga ramai sekali. Kalau sudah masuk ke rumah Pongo harus gembira tidak boleh sedih,” ajak Pongo kepada penonton.

Setelah itu Pongo mengajak penonton untuk meneriakkan yel-yel “Pongo Show...Wow asyiik sekali!”. Pongo pun mulai mengajak interaksi dengan penonton melalui pertanyaan seputar tayangan mengenai Orang Utan yang diputar pada awal penonton masuk, serta tebak-tebakan. Bagi yang dapat menjawab dengan benar Pongo memberikan sebuah souvenir cantik. Yang menarik dari show ini adalah pemilihan Duta Pongo Mekarsari yang dipilih langsung oleh Si Pongo. Pemilihan ini dilakukan selama pertunjukan berlangsung dengan kriteria pemilihan yaitu bagi penonton anak usia TK sampai dengan SD. Bagi penonton anak yang terpilih sebagai Duta Pongo Mekarsari akan disematkan Pin Pongo oleh MC Pongo Show, adapun manfaat Pin Pongo tersebut adalah dapat menonton Pongo Show secara gratis dengan menunjukan Pin Pongo tersebut di Ticket Center Taman Wisata Mekarsari. (evi.pelita)

Rabu, 14 September 2011

BONSAI DI MEKARSARI

Seni Bonsai atau biasa dikenal dengan istilah seni ‘Mengerdilkan Tanaman’ sudah ada sejak zaman Dinasti Tsin (265 - 420). Seni ini merupakan salah satu hobi para bangsawan China yang dikenal dengan sebutan Penjing. Bonsai menjadi populer setelah menjadi simbol perdamaian perang di Bukit Merah pada tahun 207 M. Perkembangannya berlangsung pesat di Jepang setelah dibawa oleh para biksu China Pada tahun 1876 M.
Kata BONSAI berasal dari bahasa Jepang yang diartikan sebagai Tanaman dalam Pot. Bonsai menjadi dikenal di masyarakat umum setelah ada bangsawan Jepang yang mengajarkan teknik pembuatan bonsai kepada salah seorang muridnya yang berasal dari kalangan biasa.
Kini perkembangan seni bonsai sudah menjadi milik dunia. Bahkan Indonesia termasuk dalam salah satu negara dengan pamor bonsai tropis yang cukup disegani di dunia perbonsaian internasional.

Ciri tanaman yang dapat dibonsai :
1) Tanaman berkeping dua (dikotil)
2) Berumur panjang
3) Bentuk indah secara alami
4) Tahan hidup menderita
5) Tahan terhadap perlakuan

Contoh tanaman yang umum di bonsai: beringin, bunut, serut, kemuning, rukam, jeruk kingkit, kawista, cemara, asam jawa, murbei dan soka.
Tanaman bonsai memiliki beberapa gaya diantaranya :
  1. Gaya di Atas Batu : Bonsai dengan gaya ini menampilkan perpaduan antara keindahan batu yang dililit akar bonsai dengan keindahan bonsai itu sendiri.
  2. Gaya Kelompok (Yose Uye) : Gaya ini menampilkan bonsai seakan-akan tumbuh di hutan, berhimpitan satu dengan yang lainnya.
  3. Gaya Berbatang Tiga : Gaya ini terdiri dari tiga batang yang tumbuh berdekatan, dengan menonjolkan beberapa batang yang akarnya tampak menyatu.
  4. Gaya Terpelintir  (Nejikan) : Bonsai gaya ini mempunyai penampilan fisik batang utama yang terpelintir.
  5. Gaya Tertiup Angin  (Fuki-Nagashi) : Gaya ini terinspirasi dari gerakan pohon yang hidup di puncak bukit ketika diterpa hembusan angin. Gaya ini sangat alami dan dramatis.
  6. Gaya Tegak Lurus  (Chokkan) : Gaya ini menyatakan tegak lurus dari dasar hingga ke puncak pohon, lingkar batangpun makin ke atas makin kecil.
  7. Gaya Tegak  Tidak Lurus (Tachiki) : Gaya ini merupakan variasi tegak lurus yang mengandung nilai statis dan dinamis. Batang tumbuh mulai dari tegak hingga miring sekitar 15° ke kiri atau ke kanan.
  8. Gaya Setengah Menggantung  (Han-Kengai) : Batang tumbuh dengan kemiringan sekitar 45° ke kanan atau ke kiri meliuk ke bawah, tetapi titik terbawah tidak melewati bibir pot.
  9. Gaya Menggantung  (Kengai) : Gaya menggantung hampir sama dengan gaya han-kengai. Perbedaannya terletak pada pangkal batang pokok yang tumbuh dengan kemiringan sekitar 60° dan titiok terbawah melewati bibir pot, bahkan melampaui dasar pot.
  10. Gaya Miring (Shakan) : Bonsai tumbuh miring ke kanan atau ke kiri dengan kemiringan dimulai dari pangkal batang sekitar 30°.

Secara umum ukuran bonsai dapat dibedakan berdasarkan tinggi tanamannya : sangat besar dengan tinggi lebih dari 75 cm, kategori besar tinggi 45 – 75 cm, sedang tinggi 30 – 45 cm dan sangat kecil atau istilah bonsai dikenal dengan mame tinggi tanaman dibawah 15 cm.
Harga bonsai sangat beragam tergantung jenis tanaman, ukuran, kualitas tanaman, serta tren yang sedang berlangsung. Harga bonsai berkisar mulai puluhan sampai ratusan ribu rupiah bahkan ada yang harganya mencapai puluhan juta rupiah. Harga ini ditentukan oleh jenis tanaman, keunikan, ukuran, umur, dan performa tanaman. Seperti bonsai jeruk dihargai Rp 5 juta, karena selain bentuk tanaman yang pendek dan unik, tanamannyapun memamerkan buah.

Minggu, 11 September 2011

KEUNIKAN DAN MANFAAT BUAH TAMAN WISATA MEKARSARI

Mekarsari sebagai tempat pusat pelestarian plasma nutfah memiliki jenis buah yang unik dan bermanfaat.  Salah satu jenis buah yang unik tersebut adalah Melon.  Melon yang ditanam di area Greenhouse Taman Wisata Mekarsari adalah Bibit Melon yang berasal dari Vietnam.  Keunikan Melon di Taman Wisata Mekarsari ini dapat dilihat dari beberapa indikator.  Keunikan pertama, Buah Melon di Taman Wisata Mekarsari ditanam secara hidroponik atau tidak menggunakan media tanah.  Kedua, Melon ditanam dengan wadah polybag dan setiap polybag hanya ditanam dua pohon.



Keunikan yang ketiga, setiap satu tanaman hanya terdapat satu Buah Melon yang tumbuh dan akan dipanen. Keunikan Melon di Taman Wisata Mekarsari bukan itu saja tetapi buah Melon di Mekarsari memiliki bentuk-bentuk yang berbeda dengan melon biasanya.  Bentuk Buah Melon yang terdapat di Mekarsari diantaranya bentuk LOVE, KOTAK, SEGITIGA dan LONJONG. Buah Melon tersebut dapat terbentuk karena pada saat Melon mulai berbuah, cetakan Segitiga, Love dan Kotak  langsung dipasang pada Buah Melon tersebut sehingga ketika tumbuh besar, buah akan mengikuti cetakan yang dipasang.


Selain buah yang unik, di Taman Wisata Mekarsari juga terdapat beberapa jenis buah yang bermanfaat bagi kesehatan seperti Abiu untuk obat cacing, meringankan batuk dan bronchitis, Buah Sirsak yang dapat menyembuhkan Kanker dengan memanfaatkan daunnya.  Pada daun sirsak diketahui mengandung zat annonaceous acetogenins yang mampu 10.000 kali lebih kuat membunuh sel-sel kanker daripada zat adriamycin, yang biasa dipakai dalam pengobatan kemoterapi. Zat acetogenins dapat membunuh aneka jenis kanker seperti kanker usus, prostat, paru-paru, payudara dan pankreas tanpa merusak atau mengganggu sel-sel tubuh yang sehat. Hal ini telah diteliti di Laboratorium Health Sciences Institute, Amerika Serikat di bawah pengawasan The National Cancer Institute, Amerika Serikat.